Kamis, 08 September 2011

Memaknai Hidup itu Uenak Tenan

Pernah enggak kamu ngerasa hidupmu terasa hampa sekaligus kering tanpa makna…? Kalo iya…, jangan khawatir, kamu enggak sendirian. Aku juga pernah merasakan hal yang sama. Ih…,bener dech…, hidupku pernah garing banget kayak Ayam crispy ala Mc Donald (bukan iklan lho…?) Hidup cuma sekedar ngalir kayak air di sungai yang berlalu begitu saja tanpa bisa memetik banyak hal yang dari kehidupan itu sendiri.

Sebenarnya…, dulu aku agak enggak peduli dengan hal-hal ini, toh aku ini masih muda. Masa muda adalah masanya seneng-seneng. Aku pernah beranggapan bahwa urusan makna-maknain hidup itu urusan orang-orang tua yang udah bangkotan atoe lumutan.

Namun, paradigma itu berubah. Walaupun aku masih muda toh hidup bagaimanapun hidup perlu dimaknai. Karena dari makna itulah, hidup itu menjadi berharga. Jangan pernah nganggep makna kehidupan itu akan datang dengan sendirinya kayak pizza yang dikirim ketika kita pesan melalui layanan delivery service. Semuanya perlu dicari. Kita perlu proaktif untuk mendapatkan hal yang baik toh itu semua untuk diri kita.

Percaya atoe enggak hidup itu kayak sebuah permainan teka-teki. Di setiap pengalaman yang kita lalui setiap harinya pastilah terkandung sebuah pesan tersembunyi yang harus kita cari dan ungkap sehingga bisa menjadi kekayaan bagi kita sendiri. Pesan yang tersembunyi itu saya maknai pesan Tuhan sendiri yang ingin Ia ungkapkan padaku. Dibutuhkan kejelian dan kepekaan untuk merasakan pesan Tuhan sendiri.

Caranya sangat mudah, Mo tau…? Cukuplah menyisihkan waktu barang lima belas menit sebelum tidur dan coba putar ulang seluruh rekaman peristiwa dan pengalaman yang kamu lalui sepanjang hari. Modal utama yang dibutuhkan Cuma ketenangan. Kalo model merenung masih agak berat untuk kamu, cobalah pake semacam buku diary. Eits ini bukanlah sekedar buku diary yang Cuma diisi komentar dan cerita panjang lebar mengenai pengalaman hidupmu seharian tapi inilah yang disebut dengan buku refleksi.

Pada dasarnya refleksi itu bermakna pantulan. Di dalam buku refleksi ini, kamu bisa menemukan pantulan makna yang terpancar dari pengalaman hidup yang kamu lalui. Percaya dech, efek yang didapatkan jauh sangat besar dari langkah kecil semacam ini.

Mungkin dalam satu hari, hidupmu dipenuhi dengan berjubel pengalaman. Cukup pilihan satu atau dua pengalaman yang paling berkesan dan fokuslah di dalamnya. Fokuslah pada pengalaman yang paling menarik hari itu dan tulislah hal itu di dalamnya. Inget..! hal yang menarik itu tidak mesti pengalaman yang menyenangkan doang tapi juga pengalaman yang kurang menyenangkan. Percaya dech…, hal yang kurang menyenangkan bisa menjadi hal yang menarik jika digali secara lebih dalam.

Sadarilah perasaan apa yang muncul ketika peristiwa itu? Marah? Kesel? Sedih? Kecewa? Seneng? Kagum? Bahagia? Dkk. Telusuri mengapa perasaan itu bisa muncul dan tulislah serta nikmatilah. Hal semacam ini akan membantu kamu mengenal dirimu sendiri dan menyadari segala hal yang kamu miliki. Percaya atau enggak, enggak setiap orang di dunia ini mengenal dirinya sendiri. Coba bayangin, kalo diri sendiri aja enggak kenal mana bisa tuch orang menghargai dirinya sendiri. Kalaupun bisa itu Cuma sekedar gejolak yang muncul karena rasa egois belaka. Refleksi akan mengantarkan dirimu agar lebih sadar akan dirimu sekaligus lingkungan yang ada di sekitarmu sehingga mengajakmu untuk selalu bersyukur karena begitu banyak hal baik yang ada di sekitarku.

Jangan pernah berhenti pada tahap pencarian perasaan yang dangkal tapi telusurilah apakah respon perasaan kita itu sudah pas untuk peristiwa yang kita temui. Kadang, perasaan yang dangkal terlalu memenuhi diri kita sehingga kita tidak mampu menemukan makna dari pengalaman kita.

Terus terang, diriku ini adalah makhluk yang ambisius. Saya mencoba melakukan melakukan terbaik dari apa yang saya miliki termasuk di dalamnya adalah hal belajar. Namun, seringkali mentalku jatuh ketika menjumpai nilai ulanganku merah. Yang ada Cuma perasaan kesal… kesal dan kesal. Udah belajar mati-matian.., eh Cuma dapet nilai merah. Seharian aku jadi enggak mood dan males diajak senyum. Rasanya kalo dalam kondisi semacam ini senyum manisku jadi agak mahal sehingga tidak mau aku ekspose berlebihan.

Melalui refleksi, perasaan negatif semacam ini bisa dibalik 180 persen menjadi perasaan yang positif sehingga kita tidak terus menerus berkubang pada perasaan kesal dan putus asa. Perasaan kesal itu bisa berubah menjadi perasaan yang membakar semangatku dalam belajar ketika aku sadari nilai jelek itu bukanlah akhir dari segalanya. Toh, Aku telah berusaha melakukan yang terbaik dan saya hal ini bukanlah kegagalan. Ini hanyalah cambuk agar aku mau memacu diriku lebih baik. Toh sebuah emas tidak akan menjadi perhiasaan yang bagus dan indah tanpa melalui proses penempaan yang menyakitkan. Saya maknai pengalaman sakit inilah yang menempa diriku agar membuat diriku lebih berkualitas. Saya tidak boleh berlarut-larut terus menerus meratapi hal-hal buruk yang terjadi padaku karena hal itu bisa melumpuhkanku. Life is riding a bicycle, to keep your balance, you must keep moving. Kekuatan untuk mengayuh kehidupan itu bisa kita ambil dari refleksi dan membantu kita untuk tetap memiliki energi untuk terus berjuang.

Saya yakin Tuhan tetap berada dibelakangku dan menopangku. Kini, tinggal bagaimana aku memuluskan langkah Tuhan yang hendak menyokongku dengan belajar lebih giat. Yuppy…, melalui refleksi, saya merasakan Tuhan selalu berkarya di dalam hidupku. Saya yakini hal itu. Tapi, masalahnya tidak setiap saat kita sadar akan karya Tuhan semacam itu. Refleksi membantuku mengingatkan bahwa Tuhan itu selalu hadir dalam setiap peristiwa sehingga saya tidak perlu cemas atau takut. Tuhan pasti akan memberikan hal yang terbaik bagiku sekalipun hal yang terbaik itu terbungkus di dalam peristiwa yang tidak mengenakan sekalipun.

Refleksi menyadariku dan mendorongku agar selalu memaknai hidup secara positif. Percayalah…, hidup ini dipenuhi hal positif. Namun, untuk mendapatkan itu semua, kita mesti berjuang mencarinya. Karena hidup dipenuhi dengan hal positif itulah, saya selalu diajak untuk melihat hidup itu sebuah rahmat. Rahmat itulah yang menjadikan hidup itu begitu bermakna.

Refleksi membantuku menghadirkan kehidupan yang jauh lebih berkualitas di tengah arus zaman yang penuh dengan hangar bingar kesibukan. Tanpa refleksi saya ini hanya akan seperti robot yang tidak bisa mengolah perasaannya dan Cuma disibukan oleh pekerjaan yang bila dipikir-pikir tiada habisnya. Saya jadikan refleksi sebagai saranaku mematangkan diriku agar lebih dewasa dan bijaksana. Bermakna atau tidak hidup kita, kita sendirilah yang bisa menjawabnya sekaligus membentuknya. Sadar atau tidak, diriku itu dibentuk melalui peristiwa dan pengalaman yang saya jumpai. Maka, kucoba merangkai segala peristiwa dan pengalaman itu menjadi sebuah hal yang bermakna sehingga hidupku itu terasa jauh lebih hidup.

Refleksi mengajakku berpikir secara mendalam dan melihat segala sesuatu secara lebih integral sehingga membantu membuat keputusan penting. Karena mampu melihat secara lebih holistic, refleksi kadang membuka jalan keluar yang sebelumnya sama sekali tidak kita sadari dan ketahui. So, refleksi akan mendorong kita agar selalu berharap dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya karena Kutahu Tuhanlah sendiri yang membuka jalan. Jangan pernah takut memaknai hidupmu sendiri….!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar