Kamis, 08 September 2011

Sebuah Nadi Kehidupan Kota yang Terlupakan

Sungai Cikapundung adalah salah satu sungai yang mengalir melintasi kota Bandung. Jika ditilik secara lebih dalam, sungai ini memiliki nilai historis yang tinggi karena di sekitar daerah inilah titik nol kota Bandung ditancapkan oleh gubernur Jendral Daendels ketika pembangunan jalan raya Pos sedang dilakukan dari Anyer sampai Panarukan. Ia ingin ketika ia kembali ke tempat tersebut, ia ingin menjumpai sebuah kota telah berdiri di atasnya.
Seperti kota-kota lain di dunia, peran sebuah sungai amat penting bagi kehidupan di dalamnya, tidak terkecuali kota Bandung. Pada awalnya, sungai ini merupakan salah satu penopang kehidupan kota mulai dari sumber air minum sampai transportasi. Namun kini kondisi itu sama sekali berubah. Keadaan eksisting Sungai Cikapundung kini amat memprihatinkan . Layaknya sebuah kehidupan, bisa dikatakan sungai ini sedang sakit bahkan kritis.
Masalah masalah mulai dari pendangkalan sungai akibat rusaknya lingkungan di hulu yang mengakibatkan erosi serta sampah yang memenuhi hampir di sepanjang sungai. Bau tidak sedap dan warna sungai yang tidak lagi jernih akibat pencemaran baik rumah tangga maupun industry sedikit banyak menyiratkan bahwa terjadi pergeseran makna sungai dari penopang kehidupan kota menjadi sebuah septic tank massal kota . Bentang sungai ini pun dirasa semakin menyusut akibat semakin bermunculannya pemukiman kumuh yang tumbuh subur di kanan kiri sungai.
Ketidak pedulian masyarakat disertai kurang tegasnya pemerintah melaksanakan peraturan mengenai pengendalian mutu lingkungan menjadi sebuah mata rantai penting proses perusakan sungai tersebut. Kondisi sungai yang seharusnya amat kaya akan biota kehidupan hewan dan tumbuhan haruslah hilang secara perlahan akibat ketidakmampuan manusia menciptakan sebuah lingkungan binaan yang baik.
Sebetulnya, keadaan ini masih bisa di perbaiki asalkan ada kemauan dari semua pihak. Sungai ini memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan lebih jauh misalkan saja sebagai daya tarik wisata sekaligus penelitian.
Sungai yang membelah kota Bandung ini melewati beberapa titik penting kota mulai dari wilayah lembah cikapundung di sekitar Babakan siliwangi, jembatan pasupati, cihampelas, jalan asia afrika, dan viaduct. Sungai ini bisa menjadi semacam penghubung titik titik sekaligus sebuah poros kota sehingga dapat terintegrasi menjadi sebuah wisata kota yang amat menarik.
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah pembenahan lingkungan sekitar sungai, seperti menegakkan aturan mengenai daerah aliran sungai. Fungsi sungai ini hendaknya dikembalikan sebagai daerah hijau yang berfungsi untuk memberi kesempatan berbagai kehidupan hewan dan tumbuhan asli kota dapat hidup, wilayah peresapan air, area paru-paru kota, sekaligus sebagai ruang terbuka public dimana warga kota dapat beraktivitas di sana seperti berolah raga, jalan-jalan, bersantai dll. Berbagai bangunan yang telah berdiri di kanan kiri sungai hendaknya di relokasi dengan cara-cara yang manusiawi agar tidak menimbulkan masalah sosial kemudian hari seperti efek penggusuran penggusuran di berbagai tempat dan menjadikan area ini sebagai taman kota.
Agar dapat menciptakan daerah sungai ini sebagai koridor hijau yang sehat, pemerintah diharapkan mendorong warga agar tidak membuang sampah dan limbah ke dalam sungai karena bagaimanapun sungai adalah bukan tempat pembuangan riool kota. Agar sungai ini tidak lagi tercemar, sangat diharapkan pemerintah mulai membangun sarana pengolahan limbah. Dengan begitu diharapkan air sungai tidak tercemar oleh limbah cair rumah tangga dan industry.
Agar memungkinkan terjadinya sebuah aktivitas di sekitar sungai ini, taman kota ini hendaknya dilengkapi dengan berbagai sarana seperti area jogging track, jalur sepeda, wc umum, kursi-kursi, tempat sampah, gazebo. Bahkan bila serius, di sekitar area ini dapat dikembangkan untuk area pengembangan seni misalnya mendirikan pondok-pondok seni dan mini ampliteatrum agar industry kreatif di kota ini makin maju. Dengan begitu fungsi area ini menjadi wilayah hijau yang hidup dan memungkinkan berbagai interaksi terwadahi di dalamnya.
Agar pendangkalan sungai akibat faktor tingginya erosi di hulu, hendaknya pemerintah dan masyarakat bahu-membahu menjaga lingkungan hulu sungai agar tetap terjaga misalnya menjadikan area hulu menjadi area konservasi dengan aturan yang tegas.
Poin lain yang juga penting adalah mengatur ulang orientasi bangunan di sekitar sungai agar bangunan yang ada tidak lagi membelakangi sungai tetapi justru sebaliknya menjadikan sungai sebagai muka bangunan sehingga setiap bangunan dapat merespon sungai ini secara positif sekaligus mengangkat kembali makna sungai ini ke tempat yang lebih baik.
Pengendalian lingkungan sungai cikapundung hendaknya terus dilakukan agar wajah kota tidak lagi angkuh terhadap alam tapi justru sebaliknya mengambil kekayaan yang ada dari alam menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari sebuah kota. Dengan begitu, terciptalah sebuah kota yang amat menghargai konteks lingkungan setempat dan menegaskan bahwa suatu lingkungan binaan manusia dapat berjalan beriringan bersama alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar